Aplikasi Arsitektur Renaisans Eropa Sebagai Hunian

August 24, 2022



Arsitektur renaisans dapat dikatakan sebagai cikal bakal gaya arsitektur kolonialisme yang berkembang di Eropa dan seluruh penjuru dunia. Seni arsitektur renaisans pada awalnya menjadi perkembangan dari gaya arsitektur gothic yang mulai ditinggalkan karena sudah dianggap usang dan dikenal sebagai ‘Periode Kegelapan Eropa’. 

Renaisans berkembang pada tahun 1500-1600 masehi dan dianggap sebagai ‘Periode Pencerahan’. Salah satu arsitek yang mengembangkan gaya arsitektur renaisans adalah Filippo Brunelleschi dengan kota Florence sebagai titik awalnya. Gaya ini kemudian berkembang dengan cepat ke berbagai kota lain di Italia hingga Perancis, Jerman, Rusia, Inggris dan negara-negara Eropa lainnya.

Karakteristik Renaisans

Seni arsitektur renaisans pada umumnya menampilkan kemegahan dari karakter arsitektur pada era Yunani dan Romawi kuno dengan menambahkan nilai-nilai filosofis yang tampak dari berbagai sudut bangunan. Arsitek renaisans mencoba menghidupkan kembali kebudayaan Yunani dan Romawi kuno tanpa harus terjebak di dalamnya. Karya seni ini mengalami banyak perkembangan dengan memadukan elemen-elemen lokal. 

Denah lansekap bangunan renaisans sangat mengedepankan unsur-unsur simetris dan bentuk yang kongruen, tidak terkecuali pada fasadnya. Bagian atap umumnya berbentuk limas atau kubah dengan sedikit modifikasi menjadi cembung. Bukaan bangunan renaisans berbentuk lengkungan, sangat berbeda dari bukaan lancip yang menjadi ciri khas bangunan gothic.



Kolom-kolom pada bangunan renaisans yang merupakan struktur utama penopang bangunan, disusun rapi dan presisi menyerupai bangunan pada masa Mediterania Kuno. Sementara dekorasinya menggunakan
arch dan menjadi elemen yang sangat dominan pada gaya arsitektur ini.

Pada bagian interior, kombinasi unsur-unsur klasik tampak pada patung, relief, hingga langit-langit yang dihiasi lukisan beraliran romantisme atau imperialisme dan dilapisi bahan keramik. Ornamen pada bangunan renaisans (seperti relief) dapat ditemukan pada bagian interior maupun eksterior, namun tidak serumit seperti pada bangunan bergaya gothic.

Bagian tangga didekorasi ukiran-ukiran yang memiliki nilai estetika tinggi sementara tembok luar biasanya dilapisi dengan kapur. 

Hunian modern dengan inspirasi gaya renaisans



Arsitektur renaisans adalah salah satu gaya yang paling banyak diterapkan pada hunian di Indonesia. Biasanya, gaya arsitektur ini diterapkan pada hunian besar dan mewah dengan bentuk yang menjulang tinggi serta pilar-pilar yang kokoh sebagai penyambutnya. 

Hunian dengan gaya renaisans menggunakan marmer sebagai lantainya sehingga tampak elegan dan chic pada saat yang bersamaan. Tidak hanya itu, bentuk tangga yang lebar dan melengkung membuat hunian memiliki efek drama dan tampak megah.



Konsep desain dan prinsip keindahan arsitektur ternyata telah ditulis oleh salah seorang pemikir Romawi bernama Vituvius. Dalam tulisannya, terdapat empat prinsip arsitektur yang masih relevan hingga saat ini, antara lain Eurithmy sebagai keserasian antar komponen, Symetry sebagai keseimbangan antar bagian bangunan, Propriety sebagai keterpaduan antar bentuk yang menjadikan bangunan sesuai dan konsisten, serta Economy sebagai landasan manajemen dan pelaksanaan yang baik.

Read more:

Pilih Aman Dengan Membangun Rumah Anti Banjir