Arsitektur Bergaya Art Deco dan Sejarahnya di Indonesia
August 24, 2022
Art Deco merupakan sebuah bentuk karya seni yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang seperti furniture, interior, eksterior, patung, hingga fashion. Seni ini pertama kali muncul di Perancis setelah berakhirnya Perang Dunia I dan populer pada tahun 1920-an. Pada masa tersebut, banyak gerakan desain yang memiliki akar politik atau filsafati, namun Art Deco muncul sebagai karya seni murni bersifat dekoratif. Art Deco pada masa puncaknya, dianggap anggun, fungsional dan ultra modern.
Karakteristik arsitektur Art Deco
Di dalam dunia arsitektur, bangunan-bangunan dengan desain Art Deco memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya menonjol diantara desain lainnya. Karakter yang paling utama adalah bentuk ziggurat yakni struktur bertingkat seperti tangga yang terinspirasi oleh desain arsitektur purba. Istilah ‘ziggurat’ merupakan sebutan untuk punden berundak dari peradaban Mesopotamia yang adalah cikal bakal dari piramida Mesir.
image source: habitusliving.com
Fasad pada bangunan Art Deco biasanya dibentuk melengkung di salah satu sisinya (sisi kiri atau kanan saja), sementara pada bagian atap datar sehingga bangunan menyerupai bentuk kubus. Atap pada bangunan bergaya Art Deco biasanya dihiasi dengan parapet atau bahkan menara.
Glass block digunakan sebagai pengganti jendela tradisional untuk memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam bangunan. Selain itu, bangunan Art Deco biasanya juga menggunakan cat dinding dengan beragam warna cerah. Sebagai tambahan, ciri khas lain dari Art Deco adalah perpaduan dekorasi yang kontras namun serasi sehingga menciptakan suasana baru pada ruangan.
image source: livingetc.com
Art Deco di Indonesia
Art Deco pertama kali masuk ke Indonesia sekitar tahun 1915-an ketika Gubernur Jenderal JP de Graaf van Limburg Stirum ingin memindahkan ibu kota Hindia Belanda ke kota Bandung. Pada saat itu Belanda mendatangkan banyak arsitek andal ke Bandung untuk membangun dan menata kota yang akan menjadi ibu kota baru.
St. Petrus Cathedral, Bandung
Di tahun 1920 pembangunan bangunan pemerintahan pertama dilakukan, dan empat tahun kemudian jadilah Gedung Sate yang masih berdiri megah hingga saat ini. Karakteristik Art Deco pada Gedung Sate dapat terlihat dari warna cat, ornamen, kaca patri hingga dekorasi-dekorasi abstrak yang mewakili kebudayaan Indonesia. Di Indonesia sendiri hanya terdapat dua jenis Art Deco yakni Floral Deco dan Zigzag Deco. Kedua jenis deco ini banyak ditemukan di Bandung.
Jika anda berjalan-jalan di sekitar Jl. Asia Afrika, anda akan melihat bangunan Art Deco berjejer di sepanjang jalan. Bangunan lain di Bandung yang memiliki langgam Art Deco antara lain Gereja Katedral St. Petrus, Gereja Bethel, Hotel Preanger, Hotel Homann, Villa Isola, Villa Dago Three, Villa Tiga Warna dan gedung yang saat ini telah menjadi Bank Pembangunan Daerah.
villa Isola, Bandung
Semua bangunan ini dirancang oleh arsitek-arsitek Belanda seperti CP Wolff Schoemaker dan AF Albers. Maka itu tidak heran jika Bandung adalah kota yang memiliki koleksi bangunan Art Deco terbanyak dan terlengkap di dunia, dan sudah ditetapkan oleh UNSECO pada tahun 2014.
Bajo El Sol - PJH Constructions
Sejatinya, Art Deco merupakan gaya pada seni kontemporer presentatif yang fleksibel dalam menemukan medianya. Indonesia pada masa itu mudah menerima gaya Art Deco karena mengandung banyak ornamen dekoratif yang sebelumnya hanya ada di candi-candi atau rumah-rumah tradisional. Apakah anda pernah menemukan bangunan bergaya Art Deco di daerah lain selain Bandung?
Read more: