Gaya Arsitektur Rumah Indis Yang Membuat Belanda Betah di Indonesia

August 24, 2022


Pada tanggal 17 Agustus 2022 ini, Indonesia telah resmi merdeka selama 77 tahun. Indonesia mengalami masa penjajahan oleh Belanda selama 350 tahun, sehingga tidak heran jika hingga saat ini masih ada banyak peninggalan-peninggalan Belanda yang terasa menyatu dengan budaya Indonesia, mulai dari bahasa, makanan, hingga hunian. 

Hunian bergaya kolonial di Indonesia yang sering kita sebut sebagai ‘Rumah Belanda’, saat ini dapat ditemui di berbagai kota dan sangat mudah dikenali karena memiliki ciri khas. Pada awalnya, rumah-rumah warga Belanda memiliki gaya arsitektur Eropa yang megah dengan halaman depan dan belakang yang luas, serta pilar-pilar di pintu masuk utama. Seiring dengan perubahan zaman dan semakin sedikitnya ketersediaan lahan untuk perumahan, para arsitektur muda Belanda kemudian membangun rumah yang lebih ‘modern’ dan fungsional dengan model-model yang banyak kita temukan saat ini. 

‘Rumah Belanda’ merupakan perpaduan dari gaya arsitektur barat dan timur yang tidak hanya unik secara visual namun memiliki fungsi utama yang membuat para warga Belanda betah tinggal di Indonesia yang beriklim tropis. Gaya arsitektur kolonial di Indonesia ini memiliki lima fitur utama yang dapat membuat penghuninya tidak pernah merasa gerah meskipun tinggal di negara tropis.


 
Banyaknya bukaan
Jika diperhatikan, bagian atas pintu pada rumah bergaya Indis selalu dilengkapi dengan lubang angin sementara jendela-jendela dibuat besar dan lebar. Ini membuat sirkulasi udara menjadi optimal dan cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah juga melimpah. 

Lebar dan tinggi 
Desain atap ‘Rumah Belanda’ pada umumnya berbentuk perisai yang terinspirasi dari bentuk atap rumah tradisional di Jawa. Atap berbentuk perisai ini memberikan ruang di antara atap dan plafon sehingga ruang yang berada di bawahnya akan terasa lebih sejuk.
Beranda pada rumah-rumah ini dibuat luas dengan tritisan yang juga lebar. Tritisan ini berfungsi untuk mencegah tampias dan menghalau sinar matahari agar tidak langsung mengenai dinding rumah.

Material tebal dan kokoh
Kekuatan rumah Indis memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan setelah ratusan tahun, masih banyak rumah-rumah yang berdiri kokoh dan mampu memberikan rasa aman bagi penghuninya.

Belanda membangun rumah-rumahnya menggunakan bata merah tebal, selain agar kokoh ini juga berfungsi untuk mencegah sinar matahari cepat menyerap ke dalam rumah. Selain bata merah, pada bagian eksteriornya mereka juga menggunakan batu (seperti rumah-rumah bergaya kolonial pada umumnya) yang dapat melindungi rumah dari cuaca ekstrim sekaligus memberikan kesejukan.

Teraso yang sejuk
Untuk lantainya, mereka menggunakan teraso yang menyerap panas dan dapat memberikan hawa dingin di dalam rumah. Selain membuat rumah terasa sejuk, lantai teraso juga memiliki banyak keunggulan lain seperti perawatannya yang mudah, tahan baret, awet serta tidak licin.

Desain klasik dan estetik
Walaupun dibuat lebih ‘modern’ namun rumah-rumah peninggalan kolonial ini juga masih mengadaptasi desain dari model sebelumnya yang banyak dipengaruhi gaya Eropa. Fasad pada hunian kolonial umumnya simetris dengan bentuk segi empat, segi lima maupun segi enam dengan pintu masuk di bagian tengah atau tepi kanan.

Rumah-rumah ini juga sangat jarang dibuat bertingkat, namun jika ada, biasanya hanya memiliki 1.5 lantai dimana lantai atas digunakan sebagai ruang penyimpanan. Desainnya klasik dan awet bahkan hingga saat ini. 

Sebelum pembangunan ‘Rumah Belanda’ dengan gaya seperti yang kita kenal saat ini, Gubernur Jenderal Hindia Timur yakni Herman Willem Daendels membawa desain
landhuizen atau hunian yang disebut Indische Empire Style. Desain ini begitu mewah dan megah sehingga diikuti oleh orang-orang kaya lainnya di luar Batavia.

Indische Empire Style
menjadi simbol kekayaan seseorang pada masanya. Banyak orang kaya berlomba-lomba untuk membangun rumah besar dengan pilar-pilar besar untuk menunjukkan statusnya, sebelum kemudian berhenti akibat bangkrutnya VOC pada tahun 1799. Beberapa contoh bangunan Indische Empire Style yang dapat anda lihat hingga saat ini antara lain Istana Negara dan Gedung Kesenian Jakarta. 

Read more:

Mengenal Brutalisme, Arsitektur Bergaya ‘Kasar’ Yang Filosofis